Nilai Etis Pada Seni Tari
Etika secara singkat dapat kita artikan moral, kesopanan, atau tata krama. Dalam dunia seni tari juga dikenal etika menari. Namun nilai etika atau etis dalam dunia seni tari beragam sesuai dengan suku, etnis, agama, dan budaya yang dianutnya. Nilai-nilai etika setiap daerah dapat tercermin dalam tari. Tari sebagai produk masyarakat berlandaskan nilai-nilai yang dianut masyarakat penganut budayanya. Nilai estetis tari dapat dilihat dari gerakannya dan penampilannya, sedangkan nilai etisnya dapat digali melalui filosofi tari itu.
Contoh Nilai Etis Tari Dari Beberapa Daerah:
1. Tari Remo Dari Jawa Timur
Tari Remo adalah gambaran kharakter dinamis masyarakat Jawa Timur dan merupakan tarian penyambut tamu lewat gerak selamat datang khas Jawa Timur. Tarian ini pada awalnya merupakan tarian pengantar pertunjukan ludruk atau wayang kulit jawa timuran. Namun, saat ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan dalam upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah.
Karakteristika yang paling utama dari Tari Remo adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis. Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau menghentak di panggung. Selain itu, karakteristika yang lain yakni gerakan selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin atraktif.
2. Tari Kecak Dari Bali
Tari Kecak diciptakan pada tahun 1930-an dan merupakan tarian yang kebanyakan dimainkan oleh laki-laki. Tari Bali ini menggambarkan barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka sebagai pasukan kera. Karena kisahnya diambil dari cerita Ramayana maka ada penari lain yang memerankan Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.
3. Tari Endeng-Endeng dari Tapanuli
Endeng-endeng dapat dikategorikan sebuah perpaduan tarian dan pencak silat. Tradisi ini lazimnya dilakukan masyarakat yang sedang menggelar pesat khitanan (sunat rasul) atau malam pesta perkawinan oleh masyarakat.Tari ini menggambarkan semangat dan ekspresi gembira masyarakat sehari- hari. Tari endeng-endeng merupan tari tradisi yang berasal dari daerah Tapanuli Selatan. Dalam penampilannya, endeng-endeng dimainkan oleh sepuluh pemain yakni dua orang bertugas sebagai vokalis, satu orang pemain keyboard, satu orang pemain tamborin, lima orang penabuh gendang, dan seorang pemain ketipung (gendang kecil). Biasanya lagu yang dibawakan berbahasa Tapanuli Selatan. Setiap tampil, kesenian ini memakan waktu empat jam. Daya tarik kesenian ini adalah joget dan tariannya yang ceria, sesuai dengan lagu-lagu yang dibawakan.
Contoh Nilai Etis Tari Dari Beberapa Daerah:
1. Tari Remo Dari Jawa Timur
Tari Remo adalah gambaran kharakter dinamis masyarakat Jawa Timur dan merupakan tarian penyambut tamu lewat gerak selamat datang khas Jawa Timur. Tarian ini pada awalnya merupakan tarian pengantar pertunjukan ludruk atau wayang kulit jawa timuran. Namun, saat ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan dalam upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah.
Karakteristika yang paling utama dari Tari Remo adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis. Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau menghentak di panggung. Selain itu, karakteristika yang lain yakni gerakan selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin atraktif.
2. Tari Kecak Dari Bali
Tari Kecak diciptakan pada tahun 1930-an dan merupakan tarian yang kebanyakan dimainkan oleh laki-laki. Tari Bali ini menggambarkan barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka sebagai pasukan kera. Karena kisahnya diambil dari cerita Ramayana maka ada penari lain yang memerankan Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.
3. Tari Endeng-Endeng dari Tapanuli
Endeng-endeng dapat dikategorikan sebuah perpaduan tarian dan pencak silat. Tradisi ini lazimnya dilakukan masyarakat yang sedang menggelar pesat khitanan (sunat rasul) atau malam pesta perkawinan oleh masyarakat.Tari ini menggambarkan semangat dan ekspresi gembira masyarakat sehari- hari. Tari endeng-endeng merupan tari tradisi yang berasal dari daerah Tapanuli Selatan. Dalam penampilannya, endeng-endeng dimainkan oleh sepuluh pemain yakni dua orang bertugas sebagai vokalis, satu orang pemain keyboard, satu orang pemain tamborin, lima orang penabuh gendang, dan seorang pemain ketipung (gendang kecil). Biasanya lagu yang dibawakan berbahasa Tapanuli Selatan. Setiap tampil, kesenian ini memakan waktu empat jam. Daya tarik kesenian ini adalah joget dan tariannya yang ceria, sesuai dengan lagu-lagu yang dibawakan.
0 Response to "Nilai Etis Pada Seni Tari"
Post a Comment